Selasa, 30 November 2010

KERIS EMPU GANDRING




Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.
Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para “mpu” (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi “ditransfer” kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.
Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan harus diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni :
Terbunuhnya Tunggul Ametung
Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel (cikal bakal Singhasari) yang saat itu adalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yang bergelar “Dandang Gendis” (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalah pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yang dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang dipimpin oleh Airlangga.
Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik, Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah karena Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa “barang siapa yang memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia”.
Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepada rekan kerjanya, yang bernama Kebo Ijo yang tertarik dengan keris itu dan selalu dibawa-bawanya kemana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Arok sendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh oleh publik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendiri oleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasuk beberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan Tunggul Ametung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung langsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu.
Terbunuhnya Ken Arok
Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok mengambil jabatannya, memperistri Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung dan memperluas pengaruh Tumapel sehingga akhirnya mampu menghancurkan Kerajaan Kediri. Ken Arok sendiri akhirnya mendirikan kerajaan Singhasari.
Rupanya kasus pembunuhan ini tercium oleh Anusapati, anak Ken Dedes dengan ayah Tunggul Ametung. Anusapati, yang diangkat anak oleh Ken Arok mengetahui semua kejadian itu dari ibunya, Ken Dedes dan bertekat untuk menuntut balas. Anusapati akhirnya merancang pembalasan pembunuhan itu dengan menyuruh seorang pendekar sakti kepercayaannya, Ki Pengalasan.
Pada saat menyendiri di kamar pusaka kerajaan, Ken Arok mengamati pusaka kerajaan yang dimilikinya. Salah satu pusaka yang dimilikinya adalah keris tanpa sarung buatan Mpu Gandring yang dikenal sebagai Keris Mpu Gandring. Melihat ceceran darah pada keris tersebut, ia merasa ketakutan terlebih lebih terdengar suara ghaib dari dalam keris tersebut yang meminta tumbal. Ia ingat kutukan Mpu Gandring yang dibunuhnya, dan serta merta mebantingnya ke tanah sampai hancur berkeping-keping. Ia bermaksud memusnahkannya. Namun ternyata keris tersebut melayang dan menghilang. Sementara Anusapati dan Ki Pengalasan merancang pembunuhan tersebut, tiba-tiba keris tersebut berada di tangan Anusapati. Anusapati menyerahkan keris kepada Ki Pengalasan yang menurut bahasa sekarang, bertugas sebagai “eksekutor” terhadap Ken Arok. Tugas itu dilaksanakannya, dan untuk menghilangkan jejak, Anusapati membunuh Ki Pengalasan dengan keris itu.

Terbunuhnya Anusapati
Anusapati mengambil alih pemerintahan Ken Arok, namun tidak lama. Karena Tohjaya, Putra Ken Arok dari Ken Umang akhirnya mengetahui kasus pembunuhan itu. Dan Tohjaya pun menuntut balas.
Tohjaya mengadakan acara Sabung Ayam kerajaan yang sangat digemari Anusapati. Ketika Anusapati lengah, Tohjaya mengambil keris Mpu Gandring tersebut dan langsung membunuhnya di tempat. Tohjaya membunuhnya berdasarkan hukuman dimana Anusapati diyakini membunuh Ken Arok. Setelah membunuh Anusapati, Tohjaya mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Anusapati. Tohjaya sendiri tidak lama memerintah. Muncul berbagai ketidak puasan baik dikalangan rakyat dan bahkan kalangan elit istana yang merupakan keluarganya dan saudaranya sendiri, diantaranya Mahisa Campaka dan Dyah Lembu Tal. Ketidakpuasan dan intrik istana ini akhirnya berkobar menjadi peperangan yang menyebabkan tewasnya Tohjaya. Setelah keadaan berhasil dikuasai, tahta kerajaan akhirnya dilanjutkan oleh Ranggawuni yang memerintah cukup lama dan dikatakan adalah masa damai kerajaan Singashari. Sejak terbunuhnya Tohjaya, Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya.
7 Turunan Ken Arok
Keris Mpu Gandring ini menurut beberapa sumber spritual sebenarnya tidak hilang. Dalam arti hilang musnah dan benar-benar tidak ketahuan keberadaannya. Pada bagian ini tak hendak membahas masalah itu. Pada bagian ini hendak mengajak para pembaca untuk sejenak menganalisa “keampuahan” atau “tuah” dari keris itu maupun pembuatnya (Mpu Gandring).
Di akhir hayatnya di ujung keris buatannya sendiri, Mpu Gandring mengutuk Ken Arok, bahwa keris itu akan menelan korban tujuh turunan dari Ken Arok. Sekarang marilah kita hitung. Dalam sejarah ataupun legenda yang kita ketahui, ternyata hanya ada 7 (tujuh) orang yang terbunuh oleh Keris Mpu Gandring, dimana keturunan Ken Arok yang terbunuh hanyalah Tohjaya:
1. Mpu Gandring, Sang Pembuat Keris.
2. Kebo Ijo, rekan Ken Arok.
3. Tunggul Ametung, Penguasa Tumapel pada saat itu.
4. Ken Arok, Pendiri Kerajaan Singasari.
5. Ki Pengalasan, pengawal Anusapati yang membunuh Ken Arok
6. Anusapati, Anak Ken Dedes yang memerintah Ki Pengalasan membunuh Ken Arok.
7. Tohjaya, Anak Ken Arok dengan Ken Umang.

Senin, 29 November 2010

    “PANTUN GELOMBANG KORUPSI”
  ( JERITAN HATI  DAN HARAPAN RAKYAT  )
            Oleh: “Laskar Banyu Urip”
NUSANTARA NEGERI YANG KAYA
TEMPAT KORUPTOR BERPESTA PORA
HUKUM HANYA MILIK YANG KAYA
KESEWENANG – WENANGAN MERAJALELA

   SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA
   LIHAT ORANG SUSAH MALAH TERTAWA
   BENCANA JADI OBYEK WISATA
   PENGGAL SAJA BIANG KEROKNYA

DUNIA DISEMBAH  LAYAKNYA TUHAN
AGAMA JADI BAHAN CEMOHAN
TAK DIRASA SEMUA PERINGATAN
NUSANTARA NEGERI KUTUKAN

  BEBAN HIDUP SEMAKIN BERAT
  ORANG BAIK BERUBAH JAHAT
  TOBAT NASIONAL SUDAH TERLAMBAT
  NUSANTARA MENUJU KIAMAT

KAMI WONG CILIK INGIN MENGADU
KEPADA SIAPA KAMI TAK TAHU
BERULANG KALI NYOBLOS PEMILU
TAPI KAMI SELALU TERTIPU

  NASIB KAMI TAK PERNAH MENENTU
  SAMPAI KAPAN KAMI TAK TAHU
  BERHARAP – BERDOA SEPANJANG WAKTU
  KAPAN LAKU GELOMBANG CINTAKU ?

KAMI WONG MLARAT PALING NGGAK KUAT
BILA MELIHAT  TINGKAH POLAH PEJABAT
SEMUCI – SUCI DAN SEOLAH NINGRAT
PADAHAL DIBELAKANG . . . . BEJAT

  KAMI WONG CILIK CUMA INGIN TAHU
  INI MEMANG BENAR ATAU CUMAN ISU ?
  AKAN MUNCUL SEORANG RATU
  YANG MEMIMPIN ATAS PERINTAH WAHYU

KEYAKINAN TAK BUTUH PEMBUKTIAN
MANUSIA BEBAS TENTUKAN PILIHAN
DIPUNCAK ZAMAN KEHANCURAN
ADAKAH JENDRAL BERHATI  INTAN ?

  AKU MEMANGGILMU KSATRIA NUSANTARA
  KARENA DHARMAMU PADA KEBENARAN
  WALAU NASIBMU TERLUNTA – LUNTA
  SEMOGA ENGKAU BEROLEH PANGAYOMAN

AKU MEMANGGILMU PANDITA NUSANTARA
KARENA LAKUMU – LAKU YANG SUCI
WALAU DIHEMPAS BADAI  DERITA
SEMOGA HIDUPMU SELALU DIBERKATI

  UMAT MENCARI – CARI DISAAT  SEKARAT
  SOSOK MANUSIA YANG MENERIMA WAHYU
  MELURUSKAN KEMBALI  AJARAN  NABI MUHAMMAD
  BUKAN BERARTI WAHYU AGAMA BARU

NUSANTARA TAK SABAR MENANTI
TERBITNYA FAJAR – SANG MENTARI HARAPAN
LANGKAH PENDEKAR SANGAT HATI – HATI
GELAP MALAM PENUH JEBAKAN

  SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
  MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
  TAK TERJANGKAU SEMUA PREDIKSI
  JUGA ILMU PENERAWANGAN TERTINGGI

KELUAR MASUK PUTRA MANGKUNEGARAN
ALLHAMDULILLAH ORA KONANGAN
KELUAR MASUK RUMAH PEJABAT
TETAP SAJA TIDAK TERLIHAT

  SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
  MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
  TAK TERJANGKAU SEMUA PREDIKSI
  JUGA PENERAWANGAN GAIB TERTINGGI

KECUALI OLEH MEREKA YANG DIKEHENDAKI
DIANTARA HAMBA – HAMBA SEJATI
YANG RELA MEMPERSEMBAHKAN DIRI
DEMI TEGAK HUKUM – KEADILAN ILAHI

  NUSANTARA TAK SABAR MENANTI
  SATRIO PININGIT RAHASIA ILLAHI
  SEDERHANA, TAK BANYAK KONSEP TEORI
  CUKUP MENGAMBIL YANG TULUS SUCI

RATU ADIL ALIAS IMAM MAHDI
TAK PUNYA AMBISI MEMIMPIN NEGERI
MANUSIA LUGU MBOTEN MITAYANI
HANYA JALANKAN AMANAH  ILLAHI

  RATU ADIL ALIAS IMAM MAHDI
 
SATRIO – PINANDITA SIAP MENEMANI
  TAK PUNYA AMBISI MEMIMPIN NEGERI
  LALU MENGHILANG BAK DITELAN BUMI

SAMPAIKAN KEBENARAN APA ADANYA
TABIR MASA MEMBUNGKUS RAHASIA
BERDETAK JANTUNG KARENA ASA
MENGUJI NYALI JIWA PERKASA

  WAHAI APARAT – PENEGAK HUKUM NEGARA
  WAHAI ULAMA – PANDITA
RATU NUSANTARA
  WAHAI PUTRA – PUTRA TERBAIK BANGSA
  APAKAH AKAL DAN NURANIMU SUDAH BUTA…..????